Rizky fardhyan memberikan motivasi kepada forum milenial pemilik Homestay kota Sawahlunto

banner 120x600

Sawahlunto, SCMnews.id-Langkah-langkah yang terus diambil oleh Pemko Sawahlunto dan UNESCO untuk memperkenalkan Kota Sawahlunto sebagai Kota WTBOS (Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto). Dimana salah satunya Pemko Sawahlunto melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto memfasilitasi pelatihan bagi para pemilik Homestay yang tergabung dalam forum milenial untuk meningkatkan promosi WTBOS melalui digital marketing.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Penyusunan Dokumen Strategi Interpretasi Situs Tambang dan Kota Perusahaan yang merupakan salah satu area dari Warisan Dunia Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

Keseluruhan proyek ini merupakan inisiasi dari UNESCO yang didanai oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Southeast Asia Museum Services (SEAMS) bertindak sebagai mitra pelaksana di lapangan. Dokumen ini diharapkan dapat memberikan sebuah panduan interpretasi kawasan yang menekankan pada sejarah sosial situs tersebut.

Untuk semakin kuatnya pemahaman para pengelola milenial ini maka diadakanlah
Pelatihan Pengelola Homestay sebagai bagian dari Penyusunan Dokumen Strategi Interpretasi Situs Tambang dan Kota Perusahaan. Dengan fasilitasi Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto maka para pengelola homestay dari Kampung Soegar dan Kampung Talawi.

Pada awal Desember 2022, SEAMS telah mengadakan survey yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan materi dan narasumber untuk rangkaian pelatihan ini. Dari hasil survey dan konsultasi dengan pimpinan asosiasi homestay di Kampung Soegar dan Kampung Talawi, diperoleh hasil bahwa para pengelola homestay masih membutuhkan peningkatan pemahaman mengenai Warisan Dunia dan kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran.

Pelatihan akan mencakup materi mengenai kekayaan budaya dan sejarah Kota Sawahlunto sebagai Warisan Dunia yang diampu oleh SEAMS serta pengetahuan dasar mengenai pemasaran digital yang meliputi teori dan praktek, yang akan diampu oleh para ahli dari Traveloka dan HASTA Inc.

Pelatihan diselenggarakan di Ruang Pertemuan Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto. Peserta pelatihan adalah 30 orang anggota Forum Milenial Homestay yang sudah dipetakan ketika survey sebelumnya. Pelatihan akan dilaksanakan selama dua hari (21 februari 2023 sampai 22 februari 2023).

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Adriyusman yang langsung membuka pelatihan tersebut mengungkapkan, ” Untuk membangun Pariwisata butuh kolaborasi, apalagi memperkenalkan situs Warisan Dunia UNESCO kepada dunia Internasional, memang harus terjalin harmonisasi yang mengikat dari seluruh pihak terkait. Saat ini pasca pandemi Covid 19 pihak Pemko dan UNESCO serius mempromosikan WTBOS ini ke dunia Internasional.

Meskipun kota Sawahlunto baru bergabung di tahun 2019 dengan UNESCO namun ternyata sebelum pandemi pada tahun tersebut sudah ada turis asing yang mengunjungi Kota Sawahlunto untuk mengetahui situs warisan dunia ini. Artinya pasca pandemi dan siklus kunjungan pariwisata yang sudah naik 60 persen dari saat pandemi lebih ditingkatkan lagi khususnya terkait WTBOS. Pelatihan digital marketing Pengelola Homestay Sawahlunto bagi milenial ini akan memberikan angin segar peningkatan kunjungan wisatawan baik itu yang domestik maupun turis asing yang berasal dari luar negeri. Informasi yang diberikan dari digital marketing akan menarik kunjungan ke kota Sawahlunto sebagai WTBOS. Kita berterimakasih UNESCO mau bekerjasama dan memberikan pembinaan kepada pelaku-pelaku wisata di Kota Sawahlunto,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Homestay Kamsri Benty dalam sambutannya menyebutkan kedepannya dia berharap forum milenial Homestay ini lebih berkembang bukan hanya sebagai pengelola Homestay, tetapi juga bisa berbicara di forum memperkenalkan pariwisata Sawahlunto termasuk WTBOS juga bisa menjadi even organizer serta tour guide. ” Maka seriuslah adek-adek dalam forum milenial ini dalam mengikuti pelatihan pengelolaan homestay digital marketing, karena dengan pelatihan ini bisa sebagai ujung tombak dari bangkitnya dunia wisata dan kunjungan wisatawan asing ke Sawahlunto,” ujarnya.

Sebagai perpanjangan tangan dari UNESCO Fardhyan yang merupakan sebagai narasumber SEAMS (Southeast Museum Service) dia mengajak dan memotivasi seluruh forum milenial untuk lebih mengenal situs warisan dunia WTBOS UNESCO, sebab latar belakang dan pengetahuan terkait warisan dunia akan membantu pemilik Homestay untuk membuat pengunjung asing betah dan berlama-lama di kota Sawahlunto, bisa-bisa juga akan datang berkunjung lagi untuk memperdalam keinginan Tahuan terkait WTBOS UNESCO. Sebab situs warisan dunia merupakan situs yang sangat penting dan bersejarah mulai dari cara produksi tambang batubara sampai cara mendistribusikan hingga ke teluk Bayur melalui kereta api.

Proses seperti ini yang sangat menarik, pada zaman kolonial penjajahan telah terbentuk teknis-teknis luar biasa sehingga terkoneksi 100 km jalur kereta api yang melewati enam kabupaten/kota di propinsi Sumatera Barat. Bentuk perpaduan kerjasama dan sinergitas pada zaman kolonial tersebut yang sekarang menjadi warisan dunia dibuktikan dengan adanya musim kereta api, bangunan kolonial Belanda berupa gedung bekas kegiatan di zaman itu, juga ada budaya warisan tak benda seperti tenunan songket, dan juga budaya bahasa yang telah berubah menjadi bahasa tangsi yang merupakan bahasa pergaulan sehari-hari oleh para pekerja tambang di zaman itu, ada juga kuda lumping sebagai bentuk hiburan dari para pekerja tambang tersebut. Banyak yang menarik dan unik dari situs Warisan Dunia UNESCO di kota Sawahlunto yang bisa dijual oleh homestay milenial.

Menurut Rahmat Rahmadani AS pengelola Arita Homestay di Kecamatan Talawi. ” Diundangnya kami para pengelola milenial dalam pelatihan ini bisa menambah nilai plus bagi pengetahuan kami dalam pemasaran Homestay milik keluarga. Saya pribadi sangat antusias dengan pelatihan digital marketing dan kaitannya dengan WTBOS. Karena sebagai milenial anak muda kita memang agak kurang pengetahuan mengenai WTBOS sendiri, ilmu ini bermanfaat untuk pemasaran Homestay milik kita sekaligus menjual produk wisata dari situs warisan dunia UNESCO yang cuma ada lima di Indonesia dan salah satunya di Kota Sawahlunto,” pungkasnya. (Yos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *