PDAM Sawahlunto Butuh Rp86 Miliar hingga 2030, Fasilitas Tua Ancam Layanan Air Bersih

Sawahlunto
Direktur PDAM Sawahlunto, Julmadizon, ST,

Sawahlunto, scmnews.id —
Direktur PDAM Sawahlunto, Julmadizon, ST, mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan anggaran hingga Rp86 miliar sampai tahun 2030 demi memastikan layanan air bersih tetap berjalan optimal. Dana ini diperlukan untuk mengganti infrastruktur yang sudah uzur dan meningkatkan kapasitas pelayanan, khususnya menghadapi krisis air bersih di musim kemarau.

Pernyataan ini disampaikan Julmadizon dalam pertemuan Jumpers bersama Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra dan Wakil Wali Kota Jeffry Hubatullah di Balairung Rumah Dinas Wali Kota, Kamis (3/7).

Julmadizon menyebutkan bahwa saat ini PDAM menghadapi tantangan serius akibat minimnya curah hujan. Di Kecamatan Lembah Segar, sumber air yang berasal dari IPA Lunto dan Batu Tajam terancam kering total jika hingga akhir Agustus tidak ada hujan. “Bisa dikatakan nol ketersediaan air jika situasi ini terus berlanjut,” ungkapnya.

Sementara di Kecamatan Barangin, pasokan air sementara dapat diatasi melalui bak penampungan Kayu Gadang yang mengambil air dari Batang Ombilin Rantih. Namun kapasitas pompa di IPA Rantih hanya 24 liter/detik, jauh dari cukup. “Kami butuh pompa berkapasitas 70 liter/detik untuk bisa menjangkau wilayah Barangin dan sebagian Lembah Segar,” jelasnya.

Di sisi lain, IPA Kandi sudah tidak bisa diandalkan lagi karena debit air menurun drastis, hingga ketinggian air susut tiga meter.

Kecamatan Talawi juga menghadapi persoalan serupa. Pompa yang digunakan di IPA Batang Ombilin telah berusia lebih dari 20 tahun. “Kalau rusak, perbaikannya memakan waktu lama, dan sekarang pun debit air di sana turun 70 cm,” tambah Julmadizon.

Di musim hujan pun PDAM tak luput dari kendala. Pipa sering tertimbun longsor dan banyak yang sudah bocor karena usianya puluhan tahun. “Revitalisasi pipa menjadi kebutuhan mendesak. Selain itu, mobil tangki kami sudah lebih dari 20 tahun. Kondisinya tidak lagi layak untuk melayani daerah berbukit seperti Sawahlunto, bahkan bisa membahayakan,” tegasnya.

Untuk menjawab berbagai persoalan ini, PDAM Sawahlunto mengusulkan anggaran jangka menengah hingga Rp86 miliar. Pada tahun 2026, PDAM memfokuskan penganggaran di Kecamatan Barangin sebesar Rp22 miliar dan Kecamatan Talawi sebesar Rp17 miliar. Dana ini akan digunakan untuk membeli pompa berkapasitas besar dan memperbaiki pipa yang sudah rusak total.

Sebelumnya, sepanjang pertengahan 2024 hingga pertengahan 2025, PDAM telah menghabiskan Rp628 juta dari dana internal dan tagihan pelanggan untuk peningkatan SDM, manajemen, serta perbaikan fasilitas prioritas. Namun, Julmadizon menegaskan bahwa untuk jangka panjang, dibutuhkan dukungan anggaran yang jauh lebih besar.

“Kami ingin pelayanan PDAM bukan sekadar berjalan, tapi benar-benar optimal, sehat, dan berkelanjutan. Ini investasi untuk masyarakat Sawahlunto,” pungkasnya.

Pin

Exit mobile version