Gempa Turki, Hampir 5000 Jiwa Meninggal

banner 120x600

Ankara – Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki melaporkan setidaknya ada 185 kali gempa susulan setelah dua gempa besar yang tejadi pada Senin (6/2/2023) di negara itu.

AFAD juga menegaskan bahwa tidak ada ancaman Tsunami yang terjadi setelah dua gempa besar melanda Turki.

Gempa mematikan berkekuatan 7,8 SR pertama kali melanda wilayah di dekat Kota Gaziantep, Turki, pada Senin pukul 04:17 pagi waktu setempat, ketika kebanyakan orang sedang tidur.

Lalu, terjadi getaran selanjutnya yang berkekuatan 7,6 SR yang terjadi sekitar pukul 13:24 waktu setempat, berpusat di distrik Elbistan di Kahramanmaras, yang menurut para pejabat “bukan gempa susulan”.

Menurut laporan awal, gempa terbaru 7,6 SR itu dirasakan hingga provinsi barat laut Sakarya, yang berjarak lebih dari 800 kilometer dari pusat gempa.

Warga yang merasakan gempa berhamburan ke jalan. Menyusul guncangan gempa kedua, AFAD melaporkan tidak ada ancaman bahaya tsunami di Laut Mediterania Timur.

“Setelah gempa berkekuatan 7,8 dan 7,6 yang terjadi di Kahramanmaraş, Pazarcık dan Elbistan hari ini, tidak ada ancaman tsunami yang mempengaruhi pantai kita di Mediterania Timur sampai sekarang,” bunyi pernyataan itu, dikutip dari Daily Sabah.

Informasi terbaru yang dihimpun Serambinews.com dari CNN per Selasa (7/2/2023) pukul 15:00 WIB, setidaknya 4.940 jiwa dilaporkan meninggal di Turki dan Suriah.

Korban meninggal di Turki naik menjadi setidaknya 3.381 jiwa dalam laporan terakhir yang diperbaharui pada pukul 09:45 waktu setempat.

Hal itu disampaikan pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki, Orhan Tatar dalam sebuah pengarahan yang disiarkan televisi.

Setidaknya 20.426 orang juga telah dilaporkan terluka, menurut Tatar.

Sejauh ini, 11.000 bangunan dilaporkan rusak di Turki.

“Hampir 25.000 tim layanan darurat bekerja berpacu dengan waktu di lokasi yang terkena dampak,” tambahnya.

Tim penyelamat menggunakan setidaknya 10 kapal dan 54 pesawat untuk mengangkut warga yang terluka dan membantu operasi pencarian.

Di Suriah, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 1.559 di seluruh wilayah yang dikuasai pemerintah dan oposisi, kata para pejabat.

Setidaknya 3.648 orang juga dilaporkan terluka di Suriah. Masih banyak korban terjebak di bawah reruntuhan di Suriah

Seluruh tim penyelamat telah bekerja selama 24 jam untuk menyelamatkan ratusan keluarga yang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur, kata kepala dinas pertahanan sipil Suriah.

“Setiap detik berarti menyelamatkan nyawa dan kami meminta semua organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan material dan segera menanggapi bencana ini,” kata Raed al-Saleh dari White Helmets.

Sementara itu, tim penyelamat bekerja sepanjang waktu, dan telah membuat mereka sangat kelelahan saat mereka menunggu lebih banyak bantuan.

Hal itu disampaikan koresponden Al Jazeera, Suhaib al Kahlaf yang melaporkan dari kota Hatay di provinsi Idlib, Suriah.

“Para petugas penyelamat sekarang telah bekerja selama lebih dari 24 jam,” katanya.

Al Khalaf mengatakan tim penyelamat berhasil mengeluarkan dua gadis dari puing-puing yang suaranya terdengar semalaman.

Koresponden Al Jazeera, Sinem Koseoglu melaporkan bahwa operasi penyelamatan terhambat karena infrastruktur yang rusak dan kondisi cuaca.

“Bandara Gaziantep, Hatay, Adana dan Kahramanmaras telah ditutup untuk penerbangan sipil sejak kemarin pagi karena di beberapa bandara landasan pacu telah hancur,”

“Itu benar-benar rusak, retak, dan jalan raya hancur, terutama antara Hatay dan Gaziantep,” katanya.

“Itulah mengapa semakin sulit bagi petugas penyelamat untuk mencapai wilayah, dan membawa bantuan kemanusiaan dan medis ke daerah-daerah tersebut.”

Koseoglu mengatakan di kota Malatya dan Adiyaman ada salju lebat, yang diperkirakan akan berlanjut selama seminggu.

Editor oleh : petrus
Dikutip dari Sumber :(Serambinews.com/Agus Ramadhan

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *